Tokoh pramuka wanita jumlahnya terdapat cukup banyak dari sedemikian menumpuknya sosok berjasa besar terhadap kemajuan organisasi Pandu Putri dunia. Salah satu nama terkenal serta berhubungan erat dengan kepramukaan adalah Juliette Gordon Low, pembentuk Girl Scouts of The USA ini termasuk sejarah pramuka wanita indonesia.
Juliette mendapat inspirasi atas mahakarya Lord Baden Powell yang telah lebih dulu mendirikan Boy Scouts, sehingga dapat terbilang beliaulah panutannya. Tak berapa lama kemudian, Juliette Gordon Low bergabung bersama-sama kegerakan Girl Guide cabang Inggris untuk mencontoh modelnya ke Amerika Serikat.
Setelah sekian lama mengabdi serta menyumbangkan waktu, tenaga, usaha, serta mencurahkan pikirannya ke pergerakan Girl Guide, Juliette seakan mendapatkan ilham. Puncaknya terjadi pada 1911, manakala jiwa kepemimpinan dalam dirinya telah mendorong Juliette untuk mendirikan group Girl Guide versinya sendiri.
Setahun kemudian tepatnya pada 1912, Juliette Gordon Low telah tiba masanya untuk pulang kembali ke negara asalnya yaitu Amerika Serikat. Tahun tersebut menjadi tonggak bersejarah paling berpengaruh klik4d rtp selamanya, sebab saat itulah cikal bakal gerakan kaum wanita dalam dunia pramuka bermula.
Juliette tidak menyia-nyiakan waktu berharganya dengan sesegera mungkin mendirikan program Pemandu Gadis USA untuk pertama kalinya di wilayah Savannah, Georgia. Tiga tahun berikutnya yaitu 1915, Girl Guide versi USA lebih familiar menyebutnya Girl Scouts, lalu Juliette terpilih sebagai ketua perdana.
Tokoh Pramuka Wanita: Masa Kecil Juliette Low
Tokoh pramuka wanita tersohor berikut ini punya nama lengkap pada akte kelahiran yaitu Juliette Magill Kinzie Gordon. Tercatat dalam sertifikat berisikan informasi mengenai kelahirannya tersebut bahwa ulang tahunnya bertanggal lengkap 31 Oktober 1860 daerah Savannah, Georgia.
Saat usianya genap setengah tahun, sang ayah mendedikasikan dirinya mengikuti pelatihan Tentara Konfederasi Serikat demi persiapan pertempuran Perang Saudara Amerika. Empat tahun setelahnya tahun 1864, ibu Juliette memboyongnya pindah tempat tinggal ke wilayah Thunderbolt, masih dalam distrik serupa yaitu Georgia.
Kepindahannya tersebut bukanlah tanpa sebab, melainkan pasukan Union saat itu akrab menjelajahi Savannah, lawan dari kubu bertentangan pasukan militer ayahnya. Satu tahun berikutnya, Juliette sekeluarga kembali mesti pindah kali ini ke Chicago, tepat bulan Maret 1865 karena Union meraih kemenangan.
Karena terlalu sering berpindah domisilinya, Juliette kecil menjadi sering sakit-sakitan sehingga tubuh mungilnya terserang demam radang otak beberapa waktu lamanya. Beruntung sekali akhirnya presiden menjabat saat itu, Andrew Johnson, mendeklarasikan pengampunan terhadap ayah Juliette sehingga ia mengembalikan keluarganya ke Savannah.
Tuhan memberikan ujian besar bertubi – tubi sepanjang masa kecil Juliette Low, sempat beberapa kali tercatat infeksi telinga serta mengidap malaria. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila menginjak usia 17, Juliette resmi menyandang gelar sebagai orang berkebutuhan khusus karena tuli pendengarannya.
Perkembangan Signifikan Girl Scouts Pasca Perang Dunia Pertama
Berakhirnya Perang Dunia episode pertama meningkatkan minat kaum perempuan terhadap organisasi Girl Guides hingga negara sekitar mulai tertarik dan meliriknya. Melihat bahwa kondisinya mendukung, kepala pemandu Olave Baden Powell berinisiatif menyatukan semua komunitas yang ada dengan mendirikan Dewan Pemandu Gadis.
Karena merasa masih kurang cukup terorganisir, maka Olave membentuk serta Pramuka Internasional demi terwujudnya persatu an kepramukaan dari seluruh dunia. Konferensi perdana terlaksana secara khusyuk berlokasi di pangkalan Girl Guide edisi London, dan Juliette Low datang mewakili Amerika Serikat.
Juliette Gordon Low menyatakan kemundurannya secara resmi dari kursi kepemimpinan Pramuka Nasional sekitaran 1920 supaya ia punya banyak waktu luang untuk bermain game terpercaya. Dalam mengisi keluangan waktu miliknya, Juliette Gordon Low sibuk terbang keliling dunia mengembangkan Bimbingan Kepramukaan pada tingkat manca negara.
Juliette pun secara rutin mengulurkan bantuan kepada Olave Powell dalam bentuk hibah lahan kosong seluas 65 hektar untuk kepentingan perkemahan. Ia bahkan membangun satu unit rumah jenis bungalow sekitar lahan tersebut sebagai simbol persahabatan antara Pramuka Inggris dan Amerika Serikat.
Ketika mundur dari rutinitasnya sebagai presiden Pramuka Nasional, Juliette senantiasa aktif dan tetap rajin tampil pada setiap acara keorganisasian. Sampai hari ini, 31 Oktober ditetapkan sebagai hari sakralnya kepramukaan internasional terinspirasi pada tanggal kelahiran tokoh pramuka wanita Juliette Low.